Introvert: Broken Home Perspective

      Ada berbagai hal yang menciptakan karakter dari setiap orang. Faktor internal dan eksternal, tidak bisa lepas dari kehidupan setiap orang yang dapat mempengaruhi perkembangan karakter serta kepribadiannya. Sama halnya dengan aku, sebut saja 'Gadis'. Karena secuplik tulisan ini masih berkaitan dengan tulisan berjudul Introvert lainnya di blog ini.

      Ketika kamu ditumbuh dalam keluarga yang tidak sempurna. Semua hal berawal dari orang dewasa, ya orang dewasa yang aku pikir pemikirannya masih dalam masa transisi. Kejadian yang harusnya ditunggu-tunggu setiap orang dewasa yang akan menjadi orang tua, buah hati pertama. Hanya berjalan selama tiga tahun dan berakhir, lalu bagaimana dengan buah hati ini. Ya, buah hati ini adalah Gadis. Gadis yang masih berumur tiga tahun, masih tidak tahu apa-apa tentang persoalan orang dewasa dengan keegoisannya dan tempramental yang tidak bisa dijaga.

   Tahun-tahun berlalu, Gadis tumbuh tidak dengan kondisi orang tua yang utuh. Cerita klasik layaknya di sebuah drama. Gadis tumbuh bersama kakek dan neneknya. Ibunya masih di sisinya, tapi hingga tumbuh menjadi gadis remaja hubungan yang terjalin antara Gadis dengan Ibunya bukanlah hubungan harmonis layaknya Ibu dan anak gadis kecilnya yang penuh dengan cerita curhatan ala remaja. Sebatas pemenuhan kebutuhan ekonomi dan pendidikan, itulah yang diterima Gadis dari Ibunya. Hubungan yang terjalin hanya dengan memberi. Umur Ibu Gadis saat memiliki dirinya, masih muda. Tidak menutup kemungkinan untuk Ibunya mencari pasangan lagi.

   Hal itu pun terjadi, menginjak usia remaja Ibu Gadis memiliiki pasangan baru. Bukan suatu hal yang diharapkan Gadis. Bentuk penolakan yang dilakukan Gadis atas hal tersebut dengan tidak memanggilnya sebagaimana seharusnya, 'Ayah'-'Papa'. Lari dari kenyataan, mungkin itu yang dilakukan Gadis saat itu, dengan menyibukan diri di Sekolah bersama teman-temannya. Bermain hingga lupa waktu tanpa memedulikan kondisi keluarganya yang baru. Kondisi yang ditolak Gadis.

    Bukan menjadi kebiasan bagi Gadis untuk bercerita dengan orang dewasa. Gadis adalah anak pertama, bisa dikatakan dia adalah anak kecil satu-satunya dalam keluarga tersebut. Perhatian pun dia dapatkan secara tanpa henti. Bukan juga kebiasaan bagi Gadis untuk merengek menangis saat bayi. Puncak perubahan Gadis terjadi pada saat hal yang tidak dia inginkan terjadi, itu adalah pernikahan kedua, Ibunya. Dia tidak bisa menyuarakan keinginannya, tidak ada yang bertanya pendapatnya atas keputusan yang diambil oleh Ibunya. Ketika dia bicara tidak ada yang mendengarnya. Seakan dia hanya awan, iya awan yang ringan dan bergerak lembut tanpa suara dan tidak ada yang mendengarnya. Hal itu yang mendorong dia semakin kuat memiliki sifat introvert. Tidak ada yang bertanya pendapatnya saat para orang dewasa memutuskan pilihan yang dapat berdampak pada Gadis.

     Gadis hanya seorang anak, dari keputusan perpisahan yang diambil orang tuanya dan keputusan untuk menjalin hubungan lagi dengan orang lain yang diambil Ibunya hal itu secara tidak langsung akan berpengaruh pada kondisi emosional Gadis. Hal- hal itu memang tidak akan pernah diharapkan setiap orang didunia ini. Tapi Gadis memiliki kepercayaan yang dia pegang, akan tidak tumbang dalam menghadapi masalah keluarga yang dia hadapi. Kepercayaan dan pikiran positif yang tidak akan membawa dampak buruk dari memiliki kondisi keluarga yang broken home. Setidaknya Gadis tidak pernah melakukan hal-hal ceroboh seperti bunuh diri atau melukai diri sendiri.

      Menginjak usia dewasa-muda, Gadis tumbuh lepas tidak berada dibawa pengawasan orang tuanya. Gadis hanya memiliki nenek sebagai pendampingnya. Apa yang dirasa Gadis adalah seperti ini, "Ketika kedua orang tua masih lengkap tapi salah satunya bukan orang tua kandungmu, dan masih tinggal ditempat yang berdampingan. Tapi yang kurasa aku hidup bagai tanpa orang tua. Hanya seorang Gadis yang akan tumbuh dewasa dengan seorang neneknya yang sudah lanjut usia"

     Gadis memiliki dukungan dan masih mendapat perhatian, tapi rasa dari perhatian itu berbeda. Hanya mendapat perhatian dari Bibi dan Paman, tapi tentu saja mereka memiliki keluarga dan anak yang harus lebih mereka perhatikan daripada harus memperhatikan Gadis seorang. Karena Gadis mulai beranjak dewasa. Semakin dewasa Gadis, tidak hanya dewasa dari segi umur tapi juga dewasa dari segi emosional. Banyak hal yang telah dia alami, yang membuatnya terlatih untuk mengontrol emosinya.


next....coming soon

Comments