Anggota yang dibutuhkan adalah 8
1. Desak Putu Kari
2. I Gusti Ngurah Rai
3. Jendral Belanda
4. Prajurit Belanda 1
5. Prajurit Belanda 2
6. Prajurit Bali 1
7. Prajurit Bali 2
8. Narator
Setelah Jendral Belanda tersebut kembali ke markasnya. Datanglah Komandan I Gusti Ngurah Rai bersama prajuritnya dari Yogyakarta.Sontak Komandan I Gusti kaget, melihat kondisi pulau Bali yang telah didatangi oleh pasukan Belanda.
2. I Gusti Ngurah Rai
3. Jendral Belanda
4. Prajurit Belanda 1
5. Prajurit Belanda 2
6. Prajurit Bali 1
7. Prajurit Bali 2
8. Narator
Pada waktu itu
Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai yang menjabat sebagai Komandan Resiman Nusa
Tenggara sedang pergi ke Yogyakarta untuk mengadakan konsultasi dengan Markas
tertinggi TRI, sehingga dia tidak mengetahui tentang pendaratan Belanda di
pulau Bali.Dengan maksud mendirikan Negara Indonesia Timur.
Disaat masyarakat Bali sedang
menjalankan aktifitasnya, tiba-tiba datanglah pasukan Belanda kurang lebih 2000
tentara. Dan menguasai pulau Bali. Mendengar kedatangan Belanda rakyat Bali
ketakutan. Dan berteriak histeris.
Jendral Belanda: “Mulai hari ini,
pulau ini adalah milik kita. Kalian semua mulai detik ini
tunduk padaku. Hahaha.....
(kata Jendral Belanda kepada Rakyat Bali)
Mari kita kembali ke markas!
Prajurit Belanda 1&2: “Siap
Jendral.”
Setelah Jendral Belanda tersebut kembali ke markasnya. Datanglah Komandan I Gusti Ngurah Rai bersama prajuritnya dari Yogyakarta.Sontak Komandan I Gusti kaget, melihat kondisi pulau Bali yang telah didatangi oleh pasukan Belanda.
I Gusti : “Apa yang terjadi? Siapa yang melakukan
ini?”
Prajurit Bali 1 : “Ini pasti Belanda, Karai”
I Gusti : “BELANDA!”
Prajurit Bali 2 : “Lihat Karai! Itu bendera
Belanda, Karai”
I Gusti : “Belanda. Belanda KURANG AJAR. Mereka
datang pasti untuk
menjajah.
Kita tidak bisa diam saja, Ayo kita ke markas!”
Prajurit Bali 1&2 : “Siap Komandan.”
Sesampainya
Komandan I Gusti Ngurah Rai dan pasukkannya sampai ke Markas. Komandan I Gusti
Ngurah Rai membicarakan penyebab datangnya pasukan Belanda ke pulau Bali.
Karena disebabkan oleh isi dari perjanjian linggarjati, yang mengharuskan
Belanda meninggalkan daerah de facto.
I Gusti : “Ini, adalah akibat dari perjanjian linggarjati.”
Prajurit Bali 1 : “Apa! perjanjian linggarjati. Maksud
Komandan surat dari pusat”
I Gusti : “Ya. Surat dari pusat yang berisi tidak mengakui
wilayah bali bukan sebagai
wilayah Indonesia.”
Prajurit Bali 2 : “Bagaimana bisa seperti ini? Lalu apa yang
sekarang harus kita lakukan?”
Prajurit Bali 1 : “Ada apa sebenarnya Komandan? Kenapa kita
tidak diakui?”
I Gusti : “Tenanglah. Ini juga, pasti ulah Belanda. Mereka pasti
ingin memecah belah
kita. Yang harus
kita ingat adalah, meskipun kita tidak diakui sebagai
wilayah Indonesia
dalam perjanjian linggarjati. Tapi jiwa dan raga tetaplah
di Indonesia.”
Prajurit Bali 2: “Kita buktikan
kepada pusat, bahwa kita juga berjuang untuk kemerdekaan
Indonesia.”
Sedangkan
di markas Belanda, Jendral Belanda sedang menyusun rencana untuk membujuk
Komandan I Gusti Ngurah Rai agar mau untuk bekerjasama dengannya.
Jendral Belanda : “Kita harus mencari cara agar para
monyet Bali itu mau bergabung
bersama kita”
Prajurit Belanda 1 : “Kenapa harus bergabung bersama kita?
Mereka hanya berguna
sebagai lap sepatu kita, apa juga untungnya untuk kita?”
Prajurit Belanda 2 : “Ha.Ini namanya strategi”
Jendral Belanda : “Sudah. Saya sudah meminta kalian
berdua untuk tidak berkelahi
disini.
Jika Bali ada di tangan kita, ini akan mempermudah kita
untuk
menyerang Indonesia dari arah timur.”
Prajurit Belanda 1 : “O...kalau begitu kita ancam saja
mereka, Jendral”
Prajurit Belanda 2 : “atau kita bawa saja mereka ke markas
kita ”
Jendral Belanda : “Ah...apa itu yang kalian sebut
dengan membujuk, HA! Jika seperti
itu, para monyet Bali akan menyerang kita.”
Prajurit Belanda 1 : “Jendral, bagaimana jika Jendral
bertemu dengan pimpinan tentara
mereka.
Lalu membujuk mereka agar bergabung dengan kita,
mereka
itu orang bodoh jendral.”
Jendral Belanda : “Saya pikir itu ide yang bagus.
Kalau begitu aku akan menemui
mereka melaui surat.”
Setelah,
Jendral Belanda menulis surat. Lalu surat tersebut dikirim ke markas pasukan
Bali. Sesampainya surat itu di tangan Komandan I Gusti Ngurah Rai, emosinya
memuncak ketika membaca isi surat yang ditulis oleh Jendral Belanda tersebut.
Yang berisi, bahwa Jendral Belanda ingin
melakukan perundingan dalam pembentukan Negara Indonesia Timur. Komandan I
Gusti Ngurah Rai akan menjadi pemimpin negara ini dibawah pemerintahan Belanda.
I Gusti : “Tidak...”
Prajurit Bali 1 : “Ada apa Komandan?”
I Gusti : “Mereka mengajak kita bergabung dalam pembentukkan
Negara Indonesia
Timur. Mereka pikir kita
pengkhianat. TIDAK...”
Setelah
membaca isi surat yang ditulis oleh Jendaral Belanda, Komandan I Gusti Ngurah
Rai lalu meminta prajuritnya untuk mengirim surat balasan kepada Jendral Belanda.
Yang berisi, bahwa Bali bukanlah tempat untuk melakukan perundingan jika
Jendral Belanda ingin melakukan perundingan silakan katakan kepada pusat di
Yogyakarta. Karena rakyat Bali bukanlah pengkhianat bangsa.
Membaca
jawaban dari Komandan pasukan Bali tersebut, Jendral Belanda naik pitam. Lalu
Jendral Belanda tersebut menyuruh salah satu prajuritnya untuk memenggal kepala
pembawa pesan tersebut, dan mengirim potongan kepalanya ke markas pasukan Bali.
Di markas pasukan Bali,...
Prajurit Bali 1 : “Apa ini?”(mengambil sebuah
bungkusan dan didalamnya terdapat
kepala si pembawa pesan komandan I Gusti)
I Gusti : “Ada apa? Apa itu?”(membuka bungkusan
kepala tersebut)”Belanda
kurang ajar, mereka pikir kita akan diam saja, setelah diperlakukan
seperti ini. Ayo kita hadapi mereka!!’
Prajurit Bali 1&2 : “Siap Komandan!”
Pada
saat malam hari, Komandan I Gusti Ngurah Rai
bersama pasukannya Ciung Wanara Berhasil memperoleh kemenangan dalam penyerbuan
ke tangsi NICA di Tabanan.
Saat telah
memasuki markas Belanda di Tabanan,...
I Gusti : “Dimana para keparat-keparat itu?kau cari kesana, dan kau
cari
kesana”
Prajurit
Bali 1&2 : “Baik Komandan.”
Jendral
Belanda marah, ketika mengetahui pasukannya telah dikalahkan I Gusti Ngurah Rai
dan pasukannya.
Jendral Belanda : “VERDOMME, para monyet Bali itu
kurang ajar. Kita harus
memikirkan cara untuk
mengalahkan para monyet Bali itu”
Prajurit Belanda 2 : “Bagaimana bila kita serang balik
mereka?”
Jendral Belanda : “Itu ide yang bagus. Ayo kita serang
balik mereka!”
Prajurit
Belanda 2 : “Siap Jendral!”
Sebelum
I Gusti ), melakukan longmarch ke Gunung Agung,
ujung timur Pulau Bali, di dalam rumah I Gusti Ngurah Rai berbicara kepada istrinya,..
I Gusti : “Ada apa? Mengapa kau gelisah,soal
Belanda? Mereka telah pergi”
Desak Putu Kari : “Perasaanku, tidak tenang bli.”
I Gusti : “Tenanglah, De.”
Ditengah percakapan I Gusti dan
istrinya, dari luar seorang prajurit Bali berteriak...
Prajurit Bali 1 : “Parai...Parai...Parai”
I Gusti : “Ada apa?”
Prajurit Bali 1 : “Belanda menyerang desa di Marga, Parai”
I Gusti : “Apa? Bagaimana bisa?”
Prajurit Bali 1 : “Sepertinya mereka mendapat kiriman pasukan
bantuan, jumlah
mereka semakin banyak. Bahkan lebih banyak dari jumlah pasukan kita
yang telah ditambah.”
I Gusti : “Sebanyak apapun pasukan mereka, kita tetap harus
mempertahankan
Bali. Yakinlah, kita pasti dapat mengalahkan mereka. Silahkan berjuang,
hingga tetes darah terakhir”
Prajurit Bali 1 : ”Siap Karai, aku
yakin Bali akan memenangkan perang ini”
I Gusti :
“Iya, silahkan kamu keluar dahulu”
Prajurit Bali : “Siap,laksanakan. Karai.”
Lalu
setelah prajurit tersebut keluar I Gusti Ngurah Rai melanjutkan kembali
pembicaraan bersama istrinya...
Desak Putu Kari : “Apa kamu yakin bli, prajuritmu akan
menang?”
I Gusti : “Bli yakin, rakyat bali adalah rakyat yang
memiliki semangat teguh
dalam mempertahankan kekuasaan pulau Bali, tapi de ini adalah
tugasku dan kewajibanku”
Desak Putu Kari : “Tapi ingatlah tugasmu bukan hanya
menjadi seorang Komandan,
tetapi juga kepala keluarga ini”
I Gusti : “De, buat apa kita hidup bersama de. Jika
dalam keadaan terjajah,
buat
apa de kita hidup bersama, jika angan-angan jika harapan
hanyalah
jadi sesuatu yang semu. Ingatlah de, anggaplah bli sudah
mati
de. Tidak usah kau pikirkan kapan bli akan pulang,ini
kewajibanku.
Maaf de, bli harus pergi. ”
Desak Putu Kari : “Pergilah, demi bangsa ini aku
rela.”
Setelah
itu I Gusti Ngurah Rai berpamitan dengan istrinya, dengan mengecup tangan
istrinya. Lalu, ketika I Gusti telah pergi Desak Putu berdoa,...
Desak Putu Kari : “Tuhan, tolong jaga suamiku demi
keamanan Bali,negeriku dan juga
keluargaku.”
Sesampainya,
di markas pasukan Bali. Komandan I Gusti Ngurah Rai, berusaha untuk
menyemangati pasukannya untuk mengalahkan pasukan Belanda.
I Gusti : “Baik, kita harus megusir para penjajah
yang datang. Kita gunakan
pedang, jika pedangmu patah gunakanlah kedua tangan untuk
membunuh. Jika tanganmu patah gunakanlah gigimu untuk mengigit.
Dan jika gigimu patah gunakanlah kedua bola matamu untuk
mematahkan semangat lawan.Mari kita hadapi para penjajah Ayo...”
Prajurit Bali 1&2 : “Siap...Komandan!”
Siang harinya, 20 November 1946 I Gusti Ngurah Rai dan pasukannya (Ciung Wanara),
melakukan longmarch ke Gunung Agung, ujung timur Pulau Bali. Tetapi tiba-tiba
di tengah perjalanan, pasukan ini dicegat oleh serdadu Belanda di Desa Marga,
Tabanan, Bali. Prajurit Bali dan Belanda berseru untuk memulai pertempuran
Prajurit Belanda 1 : “Siap Serang!”
Prajurit Bali 2 : “PUPUTAN!”
Terjadilah
pertumpahan darah antara pasukan Bali dan Belanda. Sayangnya, pasukan Bali
kalah karena jumlah pasukan Belanda yang lebih banyak. Dan persenjaatan Belanda
yang lebih maju dari pasukan Bali, Belanda juga menggunakan bom dari pesawat
udara. Komandan I Gusti Ngurah Rai, akhirnya meninggal di tangan Jendral
Belanda dengan satu kali tembakan pistol.
Jendral Belanda : “Bangun kau! Katakan apa yang ingin
kau katakan! Bangun!”
I Gusti : “PUPUTAN!”
Perang
sampai habis atau puputan inilah yang kemudian mengakhiri hidup I Gusti Ngurah
Rai. Peristiwa inilah yang kemudian dicatat sebagai peristiwa Puputan
Margarana. Malam itu pada 20 November 1946 di Marga adalah sejarah penting
tonggak perjuangan rakyat di Indonesia melawan kolonial Belanda demi Nusa dan Bangsa.
Link download naskah klik disini (google drive)
Link download naskah klik disini (google drive)
Bagus.... jelas simple
ReplyDeleteeonnie, boleh minta copyan naskahnyaa,soalnya ada tugas sekolah ni tolong yaa, kalau bisa kirim ke : dustinfandy@gmail.com
ReplyDeleteblh mnta soft file nya? @tivystrrrr@gmail.com
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletekak boleh gk minta copyan naskahnya buat tugas skolah.........send ke olivia090703@gmail.com mksh kak :)
ReplyDeleteeonnie, boleh minta copyan teksnya soalnya buat tugas sekolah, kalau bisa kirim email ya raniatamba31@gmail.com
ReplyDeleteboleh minta copyannya kak untuk tugas sekolah
ReplyDeletekirim ke farhangusmar@gmail.com
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKak boleh minta copyan nya? Kirim ke faqihxptu1@gmail.com makasih
ReplyDeleteEmailnya yang bener ini qehfaqehxptu1@gmail.com
ReplyDeleteBoleh minta copyan nya untuk tugas sekolah dindaasri123@gmail.com
ReplyDeletekakak boleh nggak tyang minta soft copy naskahnya ???
ReplyDeletepkek tugas sekolah
kirim ke suryabudux17@gmail.com
ReplyDeleteboleh minta copy-an nya ngga kak? kirim ke annettafauzia78@gmail.com makasih kak hehe
ReplyDeleteboleh minta copyan nya gak? butuh ni buat tugas kirim ke nanda04febian@gmail.com ya pls
ReplyDeleteboleh minta copy-annya? klo boleh tolong kirim ke dimasilhamyudhist@gmail.com yaa terimakasih plss
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSiapa pengarangnya?
ReplyDeleteBikin sendiri kak, awalnya liat video di youtube terus didengerin dan diimprovisasi sedikit serta menyesuaikan dengan sejarah dan kondisi pemain
Deleteboleh minta copyan nya kak? tolong kirim ke @kihttendcst@gmail.com jika diperkenankan, terimakasih!
ReplyDeleteDea yang baik,
ReplyDeletePerkenalkan saya Andreas Teguh Prayoga dari Teater Djarum. Saya suka dengan naskah Dea ini dan bermaksud menggunakannya sebagai salah satu pilihan naskah wajib dalam kegiatan Festival Teater Pelajar di Kudus.
Saya mohon ijin Dea, yaa..
Sekaligus saya minta alamat email Dea untuk komunikasi lebih lanjut. Email saya andreas.t.prayoga@djarum.com.
Terima kasih.
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete