Gadis introvert ini, tidak memiliki rasa takut terhadapat lingkungan sosial. Dia menjalani hari-harinya dikehidupan sosial layaknya manusia pada umumnya. Hari-harinya banyak dia lalui untuk mengamati gejala sosial atau kondisi sosial di lingkungannya tinggal. Dia mulai belajar untuk mengamati gejala sosial di lingkungannya sejak dia mulai duduk di bangku SMA. Kebiasan ini terus berlanjut hingga masuk dunia perkuliahan. Dia merasa mengamati kondisi sosial dan memperhatikan perilaku seseorang dampak berpengaruh jika dia berteman dengan orang tersebut.
Gadis Introvert ini berpikir jika memiliki teman yang sepadan dalam hal berpikir dan saling menguntungkan dapat membuat hidupnya lebih baik. Tapi yang ditemukannya ketika di awal perkuliahan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Masa-masa SMA baginya lebih baik, karena disana dia menemukan sekumpulan orang yang dapat saling mendukung untuk perkembangan masing-masing pribadi menjadi lebih baik lagi.
Gadis Intovert ini, mulai merasa muak dengan kehidupan sosialnya di awal perkuliahan. Dia sadar itu masih awal, mungkin jika dia melanjutkannya rasa muaknya akan hilang. Tapi dia berpikir lagi, hal itu tidak akan berubah. Apa gadis intovert ini mengambil kesimpulan terlalu cepat? karena yang baru dia hadapi itu hanya sebuah awalan. Hari-hari berlalu begitu cepat, tak mengingat waktu atau hari masanya di perkuliahan telah berjalan satu semester di salah satu kampus swasta di sebuah kota metropolitan yang menyesakkan.
Dia mengingat hari pertama, dia mengalami masa pengenalan mahasiswa baru. Yang dia rasakan, hampa kosong tiada arti. Larut dalam riuknya kondisi sosial disekitarnya, dia hanya bisa melirik dan diam. Dia tidak takut dengan kondisi sosial, dia hanya muak. Kegiatan yang dia lalui pada kejadian itu hanya menjadi ingatan hitam putih tanpa warna warni. Makna dari kegiatan yang dia dapat hanya menjadi coretan dalam kertas lalu dibuang kedalam tong sampah.
Pengajar yang dia dapat di kampus swasta itu, hanya sebuah ekspetasi kosong dengan realita yang datar. Dia hanya mendapat pengajar dengan gaya tradisional dengan umur yang menyebalkan. Dia merasa muak lagi dengan keadaan seperti itu, dia tidak merasakan spirit of life for next day. Dia hanya mahasiswa yang dicap rajin oleh teman-temannya, untuk mendapatkan perhatian dari temannya di kampus dia memanfaatkan sikap rajin yang dimilikinya. Tapi sikap ini tidak berlaku untuk pengajarnya, begitu susahnya untuk mendapat perhatiannya. Apa gadis introvert ini haus akan perhatian dari lingkungan sekitarnya? jawabannya tidak dia hanya ingin sebuah pengakuan, bahwa dia ada,dia bisa, dan dia berbeda.
Kegiatannya tidak hanya memutar dalam kelas, dia juga mengikuti kegiatan pengembangan minat dan bakat. Di dalam kelompok itu, dia menemukan lagi berbagai karakter orang yang bervarias. Diawal dia bergabung, semua berjalan sesuai ekspetasinya. Tapi setelah berjalan lama..semua kembali menjadi realita. Dia hanya sendiri, diam, dengan ekpresi yang datar menanggapi kegiatan yang dia ikuti. Dia tidak merasa berada dalam kelompok kegiatan itu,
Rasa sesak dalam batinnya sulit untuk diungkapkan, dia merasa kesal, hari-hari yang dia lalui terasa menyebalkan baginya. Dia memang orang yang rapi,tepat waktu,dan rajin. Tapi dia menyimpan rasa muak itu sendiri, hingga tiada orang menyadari bahwa dia memiliki rasa muak yang berkepanjangan yang sulit untuk diobati.
Selama dia berada di kampus dia mendapat teman tapi ternyata bukan mereka hanya seorang dan seorang kenalan yang dengan mudahnya datang dan pergi dengan ucapan terima kasih. Dengan begini, Gadis Introvert ini berusaha untuk tidak peduli berlebihan terhadapan kenalannya. Dalam kehidupannya di umurnya yang ke-18, dia berusaha mengisi pikirannya dengan hal-hal positif dan meracuni hal ini kepada orang-orang disekitarnya. Dia memang memiliki wawasan yang cukup luas dan berpandangan tidak hanya dari satu sisi, tapi hal ini tidak membuat dia berhenti muak dengan hal yang dia alami di dalam lingkungan perkuliahan yang dia pilih.
Gadis introvert ini tidak ingin menyalahkan dirinya untuk kesalahan memilih, hal yang dia pilih tersebut akan menjadi sebuah pelajaran yang berarti baginya, agar tidak muncul perasaan muak yang berlebih. Rasa penyesalan akibat pilihannya sendiri membuat rasa muak terhadap kondisi sosial yang dia dapat.
part 1 100% Introvert
part 2 Inrovert: Sahabat atau Teman
part 4 Introvert: Big Bang Of My Life
part 5 Introvert: Bukan Anti Sosial
part 1 100% Introvert
part 2 Inrovert: Sahabat atau Teman
part 4 Introvert: Big Bang Of My Life
part 5 Introvert: Bukan Anti Sosial
Comments
Post a Comment