Introvert, kepribadian seseorang yang kesannya tertutup dan pendiam. Ini aku. Butuh waktu yang lama bagiku, seorang introvert untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Untuk awal permulaan, lebih banyak menghabiskan waktu untuk menganalisis kondisi lingkungan sosial baru.
Untuk awal pembicaraan pun, si Introvert -aku- lebih banyak menanyakan hal-hal yang sederhana seperti pertanyaan 5w(what, when, who, why, where). Si Intovert, bisa dikatakan memiliki teman dekat yang sedikit. Ya, mungkin si Introvert ini memiliki banyak kenalan teman, tapi teman yang benar-benar ada ketika dia butuh hanya sedikit mungkin 1-5 maks. 6. Si Introvert ini lebih memilih untuk menjaga kualitas persahabatan daripada kuantitas persahabatan yang dia miliki. Si Intovert ini, jika sudah menemukan sahabat yang cocok dengannya dia akan menjaga sebaik mungkin hubungan yang dia jalin dengan sahabatnya.
Si Introvert ini, tidak bisa mencampur adukkan masalah dalam hidupnya. Dia membuat batasan dalam hidupnya. Masalah rumah hanya untuk di rumah. Masalah teman hanya untuk di luar rumah. Dia jarang membahas permasalahan yang berhubungan dengan temannya di rumah. Begitupun sebaliknya.
Ketika dia mendapat tekanan di dalam rumah, dia hanya bisa menyimpannya sendiri dengan sesekali menceritakan kepada sahabatnya untuk meringankan bebannya. Dia dapat menyelesaikan permasalahan di luar rumah sendiri, tapi permasalahan di dalam rumah yang sudah berkaitan dengan batin, tekanan pikiran, dan mental dia hanya bisa menahannya. Dan ketika dia sudah tidak bisa lagi menahannya, dan tiba-tiba ada sandi sederhana yang dapat membuka penyimpanan tekanan itu. Hanya deras air yang dapat berkata. Kata kunci sederhana itu berkaitan dengan rumah dan keluarga.
Yang dapat dilakukannya untuk menahan tekanan itu, ketika di kehidupan sosialnya adalah dengan sebuah senyuman yang tegar dan sikapnya yang kadang cuek. Membuat kegiatan di lingkungan sosialnya, berjalan dengan sempurna layaknya tak ada masalah yang terjadi.
Si Introvert ini, menyadari dia memiliki sifat ini ketika dia beranjak dewasa muda. Masa transisi dari remaja menjadi dewasa. Sebelum itu yang dia tau, dia hanya memiliki sifat yang tertutup dan jika sudah membahas tentang keluarganya dia akan mulai menitihkan air mata. Itu terjadi secara otomatis, di luar kehendaknya.
Ketika kondisi diskusi, dia membutuhkan kondisi yang tenang dan perhatian dari pendengar untuk memulai bicara. Ketika mengikuti kegiatan rapat/kelas, dia akan datang paling awal karena dia tidak nyaman dengn tatapan orang yang melihatnya datang. Dengan datang paling awal dia akan menghindari itu.
Ketika menghabiskan waktu dengan obrolan di sosial media, dia lebih suka melakukan obrolan personal daripada harus obrolan grup dan dia tidak dihiraukan dalam obrolan itu. Dia merasa pesan yang dia tulis di obrolan grup, hanya sebuah tulisan tanpa respon.
Waktu luang yang dia dapat, dia habiskan untuk dirinya sendiri /me time.
Si penulis 100% introvert terinspirasi dari dirinya sendiri, yang menghabiskan waktu untuk intropeksi diri dan memahami diri sendiri. Yang berusaha mengubah sifat introvert menjadi ambivert atau ekstrovert tapi belum berhasil. Dia berusaha sebaik mungkin untuk mengambil sisi positif dari sifat intovertnya.
Apa akan ada lanjutan part 2 dari 100% Introvert ini? Kita lihat nanti...
part 2 Introvert: sahabat atau teman
part 3 Introvert: Muak
part 4 Introvert: Big Bag of my life
part 5 Introvert : Bukan Anti Sosial
Untuk awal pembicaraan pun, si Introvert -aku- lebih banyak menanyakan hal-hal yang sederhana seperti pertanyaan 5w(what, when, who, why, where). Si Intovert, bisa dikatakan memiliki teman dekat yang sedikit. Ya, mungkin si Introvert ini memiliki banyak kenalan teman, tapi teman yang benar-benar ada ketika dia butuh hanya sedikit mungkin 1-5 maks. 6. Si Introvert ini lebih memilih untuk menjaga kualitas persahabatan daripada kuantitas persahabatan yang dia miliki. Si Intovert ini, jika sudah menemukan sahabat yang cocok dengannya dia akan menjaga sebaik mungkin hubungan yang dia jalin dengan sahabatnya.
Si Introvert ini, tidak bisa mencampur adukkan masalah dalam hidupnya. Dia membuat batasan dalam hidupnya. Masalah rumah hanya untuk di rumah. Masalah teman hanya untuk di luar rumah. Dia jarang membahas permasalahan yang berhubungan dengan temannya di rumah. Begitupun sebaliknya.
Ketika dia mendapat tekanan di dalam rumah, dia hanya bisa menyimpannya sendiri dengan sesekali menceritakan kepada sahabatnya untuk meringankan bebannya. Dia dapat menyelesaikan permasalahan di luar rumah sendiri, tapi permasalahan di dalam rumah yang sudah berkaitan dengan batin, tekanan pikiran, dan mental dia hanya bisa menahannya. Dan ketika dia sudah tidak bisa lagi menahannya, dan tiba-tiba ada sandi sederhana yang dapat membuka penyimpanan tekanan itu. Hanya deras air yang dapat berkata. Kata kunci sederhana itu berkaitan dengan rumah dan keluarga.
Yang dapat dilakukannya untuk menahan tekanan itu, ketika di kehidupan sosialnya adalah dengan sebuah senyuman yang tegar dan sikapnya yang kadang cuek. Membuat kegiatan di lingkungan sosialnya, berjalan dengan sempurna layaknya tak ada masalah yang terjadi.
Si Introvert ini, menyadari dia memiliki sifat ini ketika dia beranjak dewasa muda. Masa transisi dari remaja menjadi dewasa. Sebelum itu yang dia tau, dia hanya memiliki sifat yang tertutup dan jika sudah membahas tentang keluarganya dia akan mulai menitihkan air mata. Itu terjadi secara otomatis, di luar kehendaknya.
Ketika kondisi diskusi, dia membutuhkan kondisi yang tenang dan perhatian dari pendengar untuk memulai bicara. Ketika mengikuti kegiatan rapat/kelas, dia akan datang paling awal karena dia tidak nyaman dengn tatapan orang yang melihatnya datang. Dengan datang paling awal dia akan menghindari itu.
Ketika menghabiskan waktu dengan obrolan di sosial media, dia lebih suka melakukan obrolan personal daripada harus obrolan grup dan dia tidak dihiraukan dalam obrolan itu. Dia merasa pesan yang dia tulis di obrolan grup, hanya sebuah tulisan tanpa respon.
Waktu luang yang dia dapat, dia habiskan untuk dirinya sendiri /me time.
Si penulis 100% introvert terinspirasi dari dirinya sendiri, yang menghabiskan waktu untuk intropeksi diri dan memahami diri sendiri. Yang berusaha mengubah sifat introvert menjadi ambivert atau ekstrovert tapi belum berhasil. Dia berusaha sebaik mungkin untuk mengambil sisi positif dari sifat intovertnya.
Apa akan ada lanjutan part 2 dari 100% Introvert ini? Kita lihat nanti...
part 2 Introvert: sahabat atau teman
part 3 Introvert: Muak
part 4 Introvert: Big Bag of my life
part 5 Introvert : Bukan Anti Sosial
Comments
Post a Comment