Jalan-jalan Bersejarah dan menumbuhkan rasa Nasionalisme di Jawa Tengah

"Tulisan ini disertakan dalam lomba ‘jalan-jalan nasionalisme’ yang diadakan Travel On Wego Indonesia"
Jalan-jalan bersejarah ke Jawa Tengah, di Jawa Tengah banyak sekali sumber sejarah yang bisa dapatkan. Selama saya berkunjung sejarah ke Jawa Tengah saya mendatangi beberapa tempat yaitu Lawang Sewu, Museum Akademi Angkatan Udara, dan di sekitar Jalan KH Ahmad Dahlan dan Jalan Panembahan Senopati di Yogyakarta Jawa Tengah. Dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah seperti ini dapat menumbuhkan rasa nasionalisme dalam diri saya. Untuk selalu mencintai negeri kita tercinta Indonesia dan membuat negeri ini lebih baik lagi dengan mengingat perjuangan yang telah dilakukan oleh tokoh-tokoh pejuang.


Jalan-jalan bersejarah pertama saya ke Lawang Sewu di Semarang Jawa Tengah, letak lawang sewu berada di dekat simpang lima Semarang. Sejak SMP saya ingin sekali pergi ke Lawang Sewu karena penasaran dengan apa isi dari Lawang Sewu dan sejarah dari Lawang Sewu karena kalau melihat foto dan membaca artikel di internet saja sudah biasa, saya butuh bukti nyata tentang sejarah Lawang Sewu. Akhirnya saat SMA saya baru kesampaian ke Lawang Sewu. Di Lawang Sewu kita bisa menemukan replika kepala kereta api yang berada di depan gedung Lawang Sewu, di dalam halaman Lawang Sewu kita juga dapat menjumpai replika kereta api mainan seperti pada gambar. Jika kita mampir ke Lawang Sewu sebaiknya kita tidak hanya mengambil foto saja, tapi kita juga bisa menggunakan jasa dari pemandu di Lawang Sewu agar kita mengetahui sejarah Lawang Sewu lebih mendalam. Dulu pada masa pemerintahan Belanda Lawang Sewu berfungsi sebagai gedung jawatan perkereta apian milik Belanda dan pada masa pemerintahan Jepang lawang sewu berfungsi sebagai tempat peristirahatan tentara Jepang dan ruang bawah tanah yang dimiliki Lawang Sewu berfungsi sebagai tempat pembataian penduduk pribumi, pemuda Indonesia dan tentara Belanda. Didalam ruangan Lawang Sewu di lantai satu terdapat bukti-bukti sejarah dari replika telfon jaman dulu, replika seragam petugas kereta api, dan benda-benda bersejarah lainnya. Jika kita mengingat sejarah Lawang Sewu seperti yang sudah saya jelaskan, saya rasa ini dapat membangkitkan rasa nasionalisme kita terhadap Indonesia. Ini merupakan salah satu bukti sejarah yang perlu kita lestarikan agar semangat nasionalisme tetap bertahan, 70 tahun Indonesia merdeka masih banyak peninggalan nya yang terawat contoh nya seperti Lawang Sewu.

Jalan-jalan bersejarah kedua saya adalah ke Museum Akademi Angkatan Udara di Yogyakarta, Jawa Tengah bersama teman-teman sekolah saya. Ini adalah yang pertama kita jumpai jika pertama kali memasuki Museum Akademi Angkatan Udara.


Memang ada hubungannya ya Museum Akademi Angkatan Udara dengan membangkitkan rasa nasionalisme? jawabanku adalah iya, kenapa? Dengan melihat patung-patung dan setiap benda bersejarah di dalam museum ini saya merasa ditarik kembali ke jaman Indonesia setelah merdeka. Dimana Indonesia harus mempertahankan kedaulatan negara nya melalui udara. Didalam museum ini, kita tidak hanya menemui replika patung-patung tokoh pahlawan tapi kita juga dapat menemui bentuk fisik asli pesawat-pesawat dan peralatan bersenjata lain yang pernah digunakan untuk mempertahankan kedaulatan negara Republik Indonesia.

Jalan-jalan bersejarah ketiga di Jawa Tengah adalah di sekitar Jalan KH Ahmad Dahlan dan Jalan Panembahan Senopati di Yogyakarta Jawa Tengah. Ini adalah kawasan titik nol kilometer disini banyak monumen bersejarah yang sempat saya abadikan adalah gedung Bank BNI 46 Yogyakarta, gedung Bank Indonesia, dan monumen serangan umum 1 Maret 1949.

Foto diatas adalah foto dari gedung Bank BNI 46 Yogyakarta di Jalan KH Ahmad Dahlan Yogyakarta Jawa Tengah. Letak Bank BNI 46 Yogyakarta berada di kawasan titik nol kilometer.

 Selanjutnya adalah gedung Bank Indonesia di Jalan Panembahan Senopati.


Yang terakhir yang sempat saya abadikan adalah Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949 di Jalan Panembahan Senopati.

Dari ketiga gambar yang saya abadikan kita dapat mengapresiasi seni arsitektur bangunan dari bangunan gedung Bank BNI 46 dan Bank Indonesia, selain itu kita juga dapat mengingat sejarah serangan umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta dengan melihat monumennya. Masih kah kita tidak memiliki rasa nasionalisme setelah melihat foto-foto itu. Jika kita berdiri sebentar di kawasan titik nol di Yogyakarta pasti lah kita merasakan rasa nasionalisme itu tumbuh, setidaknya kita bisa merasa kagum setelah melihat bangunan dan monumen bersejarah di kawasan titik nol Yogyakarta itu.

Jika kita berkunjung ke Jawa Tengah apalagi ke Yogyakarta sempatkanlah untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarahnya tidak hanya untuk berfoto tapi juga untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dalam diri kita agar kita tidak lupa cinta tanah air kita Indonesia. 

Comments

  1. aaaah Semarang, masuk dalam waiting list rute jalan-jalan berikutnya nih...napak tilas sejarah :)

    btw sukses lombanya yaaaa

    ReplyDelete

Post a Comment